http://deadlythought.com/wp-content/uploads/2016/08/mistake.jpg |
Bahasa secara umum digunakan sebagai media komunikasi. Penduduk
bumi yang jumlahnya lima milyar lebih berbicara dengan Bahasa yang
berbeda-beda. Hingga bahasa juga disebut-sebut sebagai identitas sebuah bangsa.
Dibawah ini akan saya ulas sedikit tentang bahasa lisan (spoken language) dan
tulisan (written language). Bahasa isyarat yang banyak dipakai oleh kaum
hawa untuk memberi kode terhadap keturunan adam yang dicap tidak peka tidak
saya singgung disini.
Di Indonesia, selain Bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional, terdapat hampir 400 suku dan bahasa. Belum lagi dialeknya. Bagi kebanyakan
dari kita, bahasa daerah adalah bahasa utama (mother tounge) lalu kedua adalah Bahasa Indonesia. Bahasa selain
itu masih disebut sebagai bahasa asing (foreign
language).
Bahasa asing yang banyak dituturkan di Indonesia salah
satunya adalah Bahasa Inggris. Jumlah penutur atau katakanlah pembelajarnya
cukup banyak. Tengok saja jurusan Pendidikan Bahasa Inggris atau Sastra
Inggris, bisa ditemukan di banyak universitas di Indonesia. Tiap tahun, kampus-kampus
ini mencetak ratusan ribu pengajar Bahasa Inggris. Itu mau menyiapkan guru
atau tenaga kerja siap pakai? And see what happen with our English
acquisition?
Empat
kemampuan berbahasa (Language Ability).
Hal yang sangat mendasar untuk diketahui sebelum kita
belajar bahasa asing adalah jenis kemampuan dalam berbahasa itu sendiri. Umumnya
ada empat keahlian berbahasa; MENDENGAR;
MEMBACA; MENULIS; BERBICARA (urutan
tulisan tidak mendeskripsikan mana yang lebih penting untuk dikuasai). Jangan
sampai rasa memiliki lebih besar.
Setelah mengetahui empat unsur tanah api air udara
tersebut, ada dua hal lagi yang penting diketahui. Yakni kosakata (vocabulary)
dan tatabahasa (grammar). Dua hal ini memang bukan termasuk dalam kemampuan
berbahasa. Tapi tanpanya hidup akan terasa hampa, berbahasa tidak akan
sempurna dan pincang dan bertepuk sebelah tangan.
Pengucapan
(pronunciation)? Dialek (accent)?
Memahami bahasa juga penting untuk mengetahui pengucapan kata yang baik dan
benar meski kadang cowok selalu salah. Pengejaan huruf yang keliru, bisa
jadi diartikan keliru oleh si pendengar. Misalnya kata bad, bat, bed, bath,
both. Nah loh, masih bingung kan mengapa cewek selalu mau merasa benar
membedakannya?
Aksen bahasa Inggris umumnya terbagi dua. British English (BrE)
dan American English (AE). Meski banyak negara yang bahasa pertamanya adalah
Bahasa Inggris, tapi dua aksen inilah yang paling banyak dipakai sebagai
rujukan.
Lalu,
dimana kekeliruan dalam belajar berbahasa?
Berikut
saya rangkum dari hasil pengamatan saya:
1. Baru mulai belajar tapi langsung ingin memiliki
menguasai keempat keahlian diatas.
Padahal, dalam belajar bahasa asing, hampir mustahil
langsung menguasai keempat skill dalam
sekali waktu belajar dan durasi yang relatif cepat. Mie instant aja perlu
proses kalua mau dimakan.
2. Tidak mengetahui goal dalam belajar bahasa asing.
Seorang pembelajar, kudu wajib mesti
harus tahu capaian dalam belajar. Ini penting sepenting membalas pesan
gebetan untuk diketahui. Sebagai contoh, seorang pembelajar ingin mengikuti
ujian TOEFL ITP, ya setidaknya dia harus menguasai skill mendengarkan (listening), membaca (reading) dan kemampuan tata bahasa (grammar) yang baik.
Atau, seorang pemula hanya ingin lancar
dalam ijab kabul di hari akad nikah percakapan (conversation). Ya setidaknya perlu pengetahuan kosakata yang baik
dan cukup sedikit cinta dan kasih sayang tata bahasa. Misalnya topik
tentang kegiatan rutin sehari-hari menanti jodoh tak kunjung hadir atau
minimal paham penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan masa sekarang (present) dan masa mendatang (future). Masa lalu (past) terlalu pahit bila harus diungkit,
hiks.
3. Anggapan bahwa belajar bahasa sama dengan ilmu
pasti.
Belajar bahasa asing tidak sama
dengan menghafalkan rumus persamaan kuadrat dikali dan dibagi. No way. Belajar bahasa
asing itu bagaikan pisau yang perlu terus diasah agar ia semakin tajam. Ibarat bahasa
adalah besinya, kamu itu penggosoknya, dan belajarnya adalah batu gosoknya.
Tanpa perlu mengeluarkan kemampuan
supermu, asal kamu rutin dan konsisten, bahasamu akan semakin tajam setajam
silet dan siap kamu gunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Ini mau
belajar bahasa atau ngiris bawang? Kok bawa pisau segala.
4. Memulai belajar bahasa asing dari tes.
Ini yang paling dan sangat keliru dalam
dunia persilatan dalam belajar bahasa asing. Misalnya, dalam Bahasa
Inggris, TOEFL dan IELTS adalah dua jenis tes yang paling populer. Nah,
ujug-ujug, ada yang tiba-tiba datang ke tempat kursus/lembaga pelatihan bahasa
dan baru mau mulai belajar bahasa inggris selama sebulan dan harus mencapai
target 550 dalam tes TOEFL ITP. Ini lebih menyesakkan dada dibanding doi
mundur tanpa berita lalu hadir dengan undangan nikahnya.
Hey, bahasa asing (dalam hal ini
Bahasa Inggris) nggak gitu bro/sis cara belajarnya. Tes Bahasa Inggris itu
diadakan untuk mengukur level kemampuan anda menerima pahitnya doi dilamar
orang dalam berbahasa Inggris. Tes itu adalah gerbang terakhir untuk
mengetahui sejauh mana anda telah move on dan bangkit dari keterpurukan
mahir dalam berbahasa.
So, never do that, please! Tolong jangan
belajar bahasa Inggris dari kelas-kelas TOEFL/IELTS Preparation. Kalau bukan
tutor anda yang puyeng, kamu yang mabuk diterjang badai di kelas.
Ubah cara
belajar kita, untuk mencapai kemampuan maksimal.
Dan ingat, rumus terbaik dalam
belajar adalah BAHAGIA.
Salam.