Rabu, 19 September 2012

Inisial

Saya mulai terbiasa menggunakan inisial dalam beberapa tahun terakhir ini. Bukan untuk mengelabui atau menutup informasi pribadi, melainkan untuk membuat beberapa perbedaan dengan apa yang telah ada. Bahkan, beberapa nama teman hingga "teman dekat", saya berikan inisial padanya. Entah disengaja atau tidak, inisial mereka penting bagi memori hingga tulisan saya. Percaya atau tidak, inilah yang membuat inisial begitu bermakna.

Coba tengok beberapa nama yang telah masyhur sebelum saya. Sebut saja, inisial Multatuli yang terkenal dengan pemikiran trias politika. Atau pahlawan tanpa tanda jasa a.k.a guru di Indonesia. Mereka semua, para penyandang inisial tertentu, mempunyai esensi di balik itu semua. Sadar atau tidak, konspirasi hebat telah terjadi antara akal dan perasaan. Mengapa demikian? Ya, karena akal dan perasaanlah yang merupakan tempat terhebat berkecamuknya "perang" dalam diri.

Aku tak tahu sudah berapa (ide) tulisan yang kulewatkan. Semuanya lepas begitu saja. Rasa malas dan menunda untuk menulis selalu saja membayangi di setiap ketikan jari. Beratnya seakan menggantung ribuan ton. Selalu menggantung pemikiran-pemikiran untuk ditulis. Blog ini mungkin sudah penuh dengan sarang laba-laba jika saja dalam dunia nyata rumah yang tak dihuni hampir lima bulan lamanya. Hampir semua draft yang tersimpan, tak mampu lagi kulanjutkan. Ideku menguap bersama dengan perasaan yang kadang meluap. Ah, pagi ini, membuatku "galau" dan memaksaku menulis untuk kesekian kalinya.

Jika saja angin dapat diarahkan...
Kusampaikan saja rindu yang tak karuan...
Semilir angin kerinduan...
Sampaikan padanya hati yang bertahan...

Tak usah mencari apa di balik semua ini, toh nanti akan terkuak juga. Biarlah sang waktu memberi penanda, bahwa kita hidup untuk terus berusaha. Tidak ada dalam kamus kata menyerah, yang ada hanyalah gagal, jatuh, lalu bangkit kembali. Sampaikan salamku dan ribuan kerinduan pada wanita itu, yang kelak ingin kujadikan ibu bagi anak-anakku. Semoga anak-anakku kelak bangga mempunyai seorang bunda yang tegar dan tangguh seperti dirinya.

Salam rindu, untukmu, yang aku tak tahu, siapa dan dimana...