Selasa, 07 Mei 2019

Hari Kedua

Sebelum membaca, mari berdoa untuk tragedi kemanusiaan yang menimpa saudara kita di Palestina.

Ya, hari kedua enaknya bicara tentang apa ya?

Tadi siang sebenarnya sudah ada ide di kepala tentang imsak.

Dalam bulan puasa, jamak kita dengar kata tersebut. Entah jadwal imsak. Atau pertanyaan orang yang telat bangun sahur.
"Udah imsak belum?"

Imsak secara terminologi berarti menahan. Dalam konteks yang lebih luas, ia dimaknai sebagai tanda dimulainya waktu menahan diri dari hal-hal yang bisa membatalkan puasa hingga tiba waktu berbuka.

Ulama juga banyak bersilang pendapat tentang waktu imsak. Tapi yang umum dipakai di Indonesia adalah perkiraan waktu kurang lebih 10 menit sebelum waktu sholat subuh. Yang penting bukan ulama-ulamaan yang sering menebar kebencian ya.

Ada juga orang yang memulai berpuasa sejak adzan subuh dikumandangkan. Salah ga? Ya, kalau mereka punya dalil kuat, why not?

Dalam hal menahan, kita bisa menjelajahi apa saja yang perlu kita tahan.

Menahan kebutuhan biologis seperti makan, minum dan berhubungan sex serta menebar hoax dan fitnah adalah hal yang biasa. Yang luar biasa adalah menyelami makna puasa itu sendiri.

Kita berlatih (atau sedang mencoba berlatih) menahan diri.

Dimensi orang berpuasa tentu berbeda. Motifnya pun beragam. Anda yang lebih tahu apa niat berpuasa.

Bagi saya pribadi, bulan Ramadan adalah sarana belajar. Menempa diri. Mengetahui jati diri.

Terlepas dari budaya konsumtif kita yang mendominasi, puasa akan tetap berlalu bagi setiap orang.

Kita berpuasa seharian, tapi balas dendam setelah maghrib.
Kita mengaji berlembar banyaknya, tapi menggunjing orang tak pernah lepas.
Kita belajar sepanjang waktu, tapi amalan ilmu itu tak pernah ada.

Paradoks memang. Seolah dua hal yang kontras.

Siang kelaparan, malam kelalapan.
Siang sholeh, malam salah.
Siang alim, malam lalim.

Sembari menahan diri dari flash sale e-commerce yang meracuni, mari kembali merenungi hakikat berpuasa yang tidak hanya berhenti pada kata menahan.

Semoga, kita yang menjadi controller akan nafsu kita.

Selamat menanti saat berbuka puasa.

Makassar, 07 Mei 2019.

Tidak ada komentar: