Rey & Sarah tak berhenti berkisah (18)

Sambungan...


Hari Raya Idul Fitri telah berlalu. Namun, belum ada tanda dari Rey untuk datang ke rumah Sarah. Pesan singkat atau panggilan telepon juga tiada. Ia segera menghubungi seseorang.

"Hallo...! Kamu apa kabar?"
"Baik. Tumben siang-siang telpon. Lagi nggak bertapa nih?"
"Ahahaha. Bertapa? Mau menulis kan nggak harus bertapa. Gimana dengan nilai IPK?"
"Hah? IPK? Mau tak mau, aku harus bersyukur karena nggak sampai terjun bebas"
"Nah, kalau belajar serius itu boleh. Asal kesehatan dan pola makan dijaga. Kan kamu juga yang repot kalau sedang nge-drop."
"Iya deh. Makasih sarannya"
"tutt...tut...tut..."

Rey lupa mengisi ulang pulsanya yang entah tersisa berapa ribu tadi pagi. Tiba-tiba, ponselnya berdering.

"Kak, kok terputus?"

Rey terdiam dan seolah mengalami freeze sekian detik lalu mencoba membangun kesadarannya kembali.

"Nggak tau nih. Pulsanya yang bocor. Hehehe."

Rey kembali mencoba mengingat-ingat, apakah ini pertama kali dia mendengar kata "kakak" dari suara di seberang telepon.

"Kok diam kak?"

"Eee...nggak..ini...di kamar agak berantakan. Kakak sedang mencari beberapa lembar kertas"

"Kertas? terselip di dompet mungkin. Atau, coba cari di depan cermin."

Rey langsung mengalihkan pandangannya pada cermin yang menempel di dinding. Memang, ada secarik kertas yang menempel disitu. Tapi bukan itu yang ia cari. Lalu mencoba merogoh kantong celana dan membuka dompet. Ia tak menemukan apa-apa selain deretan kartu nama, kartu identitas, kartu donor darah, dan sebuah foto yang sengaja ia balik. 

"Tak ada. Tebakanmu salah. Hahaha"

"Wah, sayang sekali ya kak. Saya memang tak berbakat menjadi tukang ramal"

"Hahaha. Sudah pandai melawak rupanya. Oh iya, sudah dulu ya. Lain waktu kita lanjut."

"Oke oke."

Rey akhirnya menemukan kertas yang ia cari. Ia temukan bersama senyumannya yang entah menyimpul dengan sendirinya. Pekerjaannya harus ia tuntaskan sebelum tengah malam. Saat membuka laptopnya, ia temukan sticky note di sudut kiri atas. Ia lalu meninggalkan kamarnya. 

Bersambung...

Komentar

Steve Finnell mengatakan…
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

Postingan Populer