Ada apa dengan tinta?


Saya tak akan lupa saat pertama kali bergelut dengan dunia pertintaan. Saat itu, ketika masih sekolah setingkat kelas 1 SMA, saya menyaksikan kakak bagian sekretaris pusat OPPM (Organisasi Pelajar Pondok Modern) sedang asyik memperbaiki  printer secara manual. Dengan seksama, saya melihat kegiatan tersebut dengan cukup detil. Mulai dari melepas cartridge, mempersiapkan tissue, hingga air panas yang ditempatkan di wadah berbentuk mangkok. 

Pelan tapi pasti, ilmu tersebut turun juga pada saya (ada bakat ga ya jadi tukang reparasi printer? :D). Saat menjabat pengurus gerakan pramuka tahun bagian bendahara (biasa disebut andalan koordinator urusan keuangan atau disingkat ANKUKUANG), saya beberapa kali memperbaiki printer sendiri. Dan hasilnya? Alhamdulillah memuaskan. Hehe 

Dan setelah hampir sembilan tahun setelah kejadian itu, saya kembali berkutat dengan tinta. Kali ini, printer merek C*non sangat “liar” dan agak rumit “dijinakkan”. Kurang lebih tiga jam, akhirnya si alat cetak kembali jinak. Hahaha

Tangan yang penuh dengan tinta, mengguratkan warna-warni yang indah nan absurd. Lembaran-lembaran tissue setia menemani. Tiga botol tinta yang baru saja dibeli, tak luput berjejer di atas meja, tepat di depan printer. Ya, bagi saya, itu adalah seni. Seni yang sangat indah. 

Terima kasih pada saudara Molen, alias Maulana (saya dan teman-teman staf biasa menyebut Big Boss), karena ilmu yang saya dapat sembilan tahun lalu, masih melekat hingga kini. 

Selamat aktif kembali wahai printer. Lain kali, jangan rewel ya. 



NB: jika mengalami gangguan pada alat cetak, just call me. 
bukan promosi) :D


Botol tinta refill, tissue, dan jarum (dok.pribadi)

Komentar

Dwi Ananta mengatakan…
Sampai sekarang saya gak bisa ngisi tinta sendiri >.<
dadangfresh mengatakan…
*dweedy: this is life, to complete each other.
ada org yg mampu di satu hal, dan ada pula di hal yang lain.
:D

Postingan Populer