Gadisku

Ada yang tak biasa pada kata
Saat rasa hadir di tengah kita

Aku terpaku.
Dihantam godam raksasa penguasa. Tertancap dalam belenggu.
Lalu lapuk berkarat.

Ramai riuh mereka mengangkat panji.
Yang diyakini sebagai bukti.
Apa isi dalam kepala telah mati?
Tak melihat jelas apa yang sedang terjadi.

Air dari langit tak sebanyak kemarin.
Saat aku melihat jutaan mata berlinang.
Cacing dalam perut meronta.
Mungkin mereka telah lama berpuasa,
Tanpa pernah berbuka.

Wahai gadisku.
Rambutmu selebat hutan negeriku.
Kulitmu semulus jalan berlobang.
Matamu sejernih pengemis tua di sudut jalan.
Aromamu semerbak tumpukan sampah di pinggir jalan.

Aku harus merawatmu.
Menjagamu semampuku.
Meski banyak yang mengobral cinta padamu,
Aku tak akan berpaling.
Seperti garuda, yang enggan melihatmu lagi.










Komentar

Postingan Populer